Jangan Salah Paham, Inilah 3 Teori Nuzulul Quran
Sudah lama terjadi perbedaan pendapat tentang Nuzulul Quran. Jadi perbedaan dalam beragama bukanlah hal yang baru. Yang menjadi salah adalah tidak menghargai beragama. Sebagai sesama manusia, tidak hanya menghargai perbedaan saja yang harus dilakukan, tetapi saling menghormati. Berbeda tidak harus membenci tetapi tidak juga harus mengikuti. 3 Perbedaan tentang teori Nuzulul Quran menjadi momen klasik umat Islam, ingat semuanya benar karena memang telah disepakai oleh ulama .
3 Perbedaan pendapat tentang Nuzulul Quran
Nuzulul Quran berarti turunnya Al Quran. Seperti kita tahu dan sudah disepakai Ulama, bahwa Nabi Muhammad SAW menerima wahyu sepanjang hidupnya. Begitu wahyu selesai maka nabi juga kapundut.
Teori Pertama Al- Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadr keseluruhan
Teori ini menjelaskan peristiwa turunnya Alquran terjadi hanya satu kali yaitu pada malam lailatul Qadr. Al Quran diturunkan secara komplit pada malam itu. Diturunkan kel langit dunia. Setelah itu diturunkan ke bumi bertahap sesuai dengan kebutuhan selama 20/23/25 tahun.
Teori Kedua Al Quran diturunkan Per-tahun
Teori kedua mengatakan Al Qur’an diturunkan secara bertahap satu tahun sekali. Jadi menurut pendapat ini, Al Qur’an turun hanya pada malam lailatul qodar untuk satu tahun. Lalu setelah itu dibacakan ke Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.
Teori Ketiga Tentang Nuzulur Qur’an
Al Quran diturunkan diturunkan pada malam lailatur qodr pertama kali. Setelah itu al-Qur’an diturunkan bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Teori manakah yang paling populer?
Dari ketiga teori tentang Nuzulul Quran, teori pertama adalah teori yang paling banyak disepakai oleh Ulama. Teori ini juga didukung oleh banyak hadist yang sahih. Teori kedua ini dikeluarkan oleh Al Muqatil dan Abu Abdillah Al Halimi dalam kitab Minhaj. Pendapat kedua ini juga ditulis oleh Al Mawardi dalam kita tafsirnya. Sedangkan teori yang ketiga diungkapkan oleh Sya’bi dkk.
Satu kesepakatan diatara Ketiga Teori Nuzulul Quran
Kesepakatan dalam ketiga teori yang sudah dikemukakan di atas adalah mereka sepakat kalau Al Qur’an diturunkan pada malam lailatul Qadr. Selebihnya mereka berbeda pendapat tentang waktu dan cara penurunannya.

Perbedaan tentang Kapan malam Lailatul Qadr
Semua orang hampir tahu malam lailatul Qadr pasti datang di bulan Ramadhan. Malam mulia yang dikatakan lebih baik daripada 1000 bulan. Terjadi perbedaan tentang kapan waktu turunnya lailatul Qadr. Perbedaan memang selalu mewarnai ulama zaman dahulu. Karena apa yang mereka pikirkan semuanya tercurahkan hanya untuk agama. Ulama zaman dahulu bekerja menjadi pandai besi yang mereka pikirkan tetap agama. Yang bekerja sebagai penasihat raja juga mementingkan agamanya. Semua menempati posisi sesuai dengan apa yang mereka pilih dan mereka sukai. Selain itu nama mereka terkadang lebih dikenal dengan profesinya. Karena pada masa itu belum ada gambar atau foto. Hanya nama besar yang mereka tahu. Sebagai contoh al haddad (tukang pandai besi) dan lain sebagainya.
Malam Lailatul Qadr adalah malam yang indah dan disembunyikan keindahannya untuk kita cari. Semoga kita bisa menemukannya walaupun sekali seumur hidup. Untuk peringatan lailatul Qadri biasanya diadakan setiap tanggal 17 Ramadan. Ternyata ada 5 pendapat ulama yang paling terkenal tentang Lailatul Qadr.
Pendapat pertama 17 Ramadan
Penyelenggaraan peringatan nuzulul quran diisi dengan banyak membaca al Quran. Sebab ada yang mengatakan pada hari itulah lailatul Qadr. pendapat ini berdasarkan surat Al Anfal ayat 41. Penjelasan ulama tentang Yaumul Furqan yaitu hari bertemunya dua pasukan. Yang dimaksud adalah kaum muslimin dan kaum kafir Qurais di Badar. Kejadian perang badar ini diabadikan di dalam Al Quran surat Al Anfal 41.
17 Ramadhan. Sebagaimana sedikit dijelaskan di atas, ini adalah waktu yang paling maklum dan sering menjadi acuan penyelenggaraan peringatan nuzulul quran. Pendapat ini didasarkan pada Surat Al-Anfal ayat 41. Menurut para ulama, yang dimaksud dengan “Yaumul Furqān” adalah waktu bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan kaum muslimin dan kafir quraisy di Badar, atau biasa kita sebut dengan perang badar.
Pendapat kedua 24 Ramadhan
Ada juga yang berpendapat pada tanggal 24 Ramadhan, pendapat ini disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari Al Wasilah yang menuliskan tanggal diturunkan kitab-kitab suci mulai suhuf Ibrahim, Injil, Taurat sampai Al-Quran.
Seperti dikutip dari Nu.or.id
“Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Said Maula (mantan budak) Bani Hasyim, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Imran Abu al-Awam, dari Qatadah, dari Abu Malih, dari Wasilah, yaitu Ibn al-Asqaʽ sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Suhuf Ibrahim diturunkan pada awal malam bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 23 Ramadhan, dan Al-Quran diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan,” (Lihat Ibnu Katsir, Tafsīrul Quranil Adhim, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M], juz I, halaman 268).
.
Pendapat ini merupakan pendapat ulama yang menjadi salah satu imam Madzhab, jangan bilang ulama bukan nabi ya? Karena anggapan kamu mengatakan hal ini tentu salah besar. Justru ulama ini berpendapat berdasarkan hadist nabi dan itu bukan cuma satu pendapat saja melainkan sudah diteliti, dipertimbangkan dari berbagai sanad pendapat. Sangat tidak benar kalau ada orang zaman now mengatakan Imam Syafii bukan nabi hanya karena pendapat beliau tidak sama dengan pendapat oknum tersebut. Sangat tidak pantas oknum sekarang mengaku lebih tahu dari Imam Syafii atau Imam Ahmad bin Hanbal. Kalau kamu bertemu dengan orang yang seperti itu pastikan dan yakini kalau orang yang berkata itu adalah orang goblok yang sedang ceramah buat dapat sesuap nasi.
Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal ini dianggap lebih nyambung oleh para ulama sebab dikuatkan oleh ayat Al-Quran yang menyebutkan Al Quran diturunkan pada malam lailatul Qadar.
.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
.
Artinya, “Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar.”
Jadi jelas ya, pendapat pertama tadi didasari dengan ayat al Quran, kemudian pendapat kedua juga didasari dengan Al-Quran. Jadi sebanding.

Nabi sendiri memberikan kisi-kisi atau petunjuk atau isyarat kepada sahabat untuk menemukan lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Dari kesimpulan di atas, tentang waktu lailatul qadar yang telah disembunyikan hendaknya kita tahu bahwa kita memang harus selalu berbuat baik. Agar bisa menemukan lailatul Qadar. Tidak menyepelekan wah malam ini bukan lailatul qadar. Terus tidur. Wah nanti malam lailatul qadar nih. Sesungguhnya menurut saya ucapan seperti itu adalah kesombongan terselubung. Sebab hakikatnya yang mengetahui malam lailatul qadar diturunkan merupakan kehendak Allah.
Apa yang harus dibaca ketika Menemui Malam Lailatul Qadr
Lailatul Qadr adalah misteri yang belum diketahui oleh seseorang. Mempersiapkan diri untuk menemukan malam yang lebih baik dari seribu bulan dengan kebaikan merupakan kepastian. Terlebih di tengah pandemi Covid 19. Salah satu anjuran Nabi tentang apa yang dibaca saat menemukan malam lailatul Qadr adalah doa di bawah ini. Dikutip dari nu.or.id
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ اِنْ عَلِمْتُ اَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلًةَ الْقَدْرِ مَااَقُولُ فِيْهَا. قَالَ قُوْلِى اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Dari Syayidah ‘Aisyah, r.a. Ia berkata: saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Apa pendapat Engkau, seandainya aku menemukan malam lailatul qadar, maka do’a apakah yang semestinya aku ucapkan pada malam itu? Rasullullah SAW, menjawabnya; berdo’alah dengan mengucapkan “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engakau Dzat Maha Pengampun, dan menyukai memberikan pengampunan kepada hamban-Nya, maka ampunilah kesalahanku.” (H.R. Lima Imam hadits, kecuali imam Abu Daud).
Kesimpulan dari hadist tersebut kita tahu yaitu harus banyak memohon ampunan. Banyak sekali kesalahan seorang hamba baik yang diketahui oleh hamba tersebut atau bahkan yang tidak dirasakan. Memohon ampunan merupakan pintu terbaik untuk mendapatkan keistimewaan malam lailatul Qadr.