Minum Air Putih Banyak, Benarkah Bisa Mencegah ISK?
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi, terutama pada wanita. Banyak orang percaya bahwa minum air putih dalam jumlah banyak dapat membantu mencegah ISK. Namun, apakah klaim ini benar secara ilmiah? Selain itu, bagaimana dengan jenis infeksi lain seperti gonore? Dan apa manfaat sebenarnya dari minum air putih bagi kesehatan ginjal? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan penelitian ilmiah.
Apakah Minum Air Putih Banyak Dapat Mencegah ISK?
ISK disebabkan oleh bakteri yang masuk ke saluran kemih, paling sering Escherichia coli (E. coli). Salah satu cara untuk mengurangi risiko ISK adalah dengan meningkatkan volume urine melalui konsumsi air putih yang cukup. Ketika seseorang minum lebih banyak air, urine menjadi lebih encer dan frekuensi buang air kecil meningkat. Hal ini membantu membersihkan bakteri dari saluran kemih sebelum mereka sempat berkembang biak.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine pada tahun 2018 menunjukkan bahwa meningkatkan asupan cairan dapat mengurangi risiko ISK hingga 48% pada wanita yang rentan terhadap ISK (Hooton et al., 2018). Penelitian ini melibatkan 140 wanita yang memiliki riwayat ISK berulang. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang minum lebih banyak air memiliki jumlah episode ISK yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol.
Namun, penting untuk dicatat bahwa minum air putih saja tidak selalu cukup untuk mencegah semua jenis ISK. Faktor lain seperti kebersihan diri, pola hidup, dan kondisi medis tertentu juga memengaruhi risiko ISK.
ISK yang Tidak Bisa Dicegah dengan Minum Air Putih: Contoh Gonore
Meskipun minum air putih efektif untuk mencegah ISK yang disebabkan oleh bakteri seperti E. coli, hal ini tidak berlaku untuk semua jenis infeksi saluran kemih. Sebagai contoh, ISK yang disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti gonore tidak bisa dicegah hanya dengan minum air putih.
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, yang menyebar melalui kontak seksual. Bakteri ini dapat menginfeksi uretra, serviks, rektum, atau tenggorokan. Meskipun minum air putih dapat membantu membuang bakteri dari uretra melalui urine, pengobatan antibiotik tetap diperlukan untuk sepenuhnya menghilangkan infeksi.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases (Unemo & Shafer, 2014), gonore resisten terhadap beberapa antibiotik, sehingga pengobatan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai resep dokter. Oleh karena itu, minum air putih saja tidak cukup untuk mengatasi infeksi ini.
Manfaat Minum Air Putih untuk Kesehatan Ginjal
Selain membantu mencegah ISK, minum air putih juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan ginjal. Ginjal bertugas menyaring darah dan membuang limbah tubuh melalui urine. Jika kita kurang minum air, urine menjadi lebih pekat, yang dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine (Curhan et al., 1997) menemukan bahwa konsumsi air yang cukup dapat mengurangi risiko pembentukan batu ginjal hingga 50%. Penelitian ini melibatkan lebih dari 45.000 pria dan menunjukkan bahwa asupan cairan yang tinggi membantu melarutkan mineral-mineral yang dapat membentuk batu di ginjal.
Selain itu, minum air putih juga membantu menjaga tekanan darah dan mencegah dehidrasi, yang merupakan faktor risiko bagi kerusakan ginjal. Menjaga ginjal tetap sehat adalah langkah penting untuk mencegah komplikasi serius seperti gagal ginjal.
Minum air putih dalam jumlah cukup memang bermanfaat untuk mencegah ISK dan menjaga kesehatan ginjal. Namun, tidak semua jenis ISK bisa dicegah hanya dengan minum air putih, seperti ISK yang disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti gonore. Untuk kasus-kasus tersebut, pengobatan antibiotik tetap diperlukan.
Untuk menjaga kesehatan saluran kemih dan ginjal, kombinasikan konsumsi air putih yang cukup dengan pola hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri, menghindari makanan tinggi garam, dan rutin berolahraga. Jika Anda mengalami gejala ISK atau masalah ginjal, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Referensi
1. Hooton, T. M., Vecchio, M., Iroz, A., Tack, I., Dornic, Q., Seksek, I., ... & Lotan, Y. (2018). Effect of increased daily water intake in premenopausal women with recurrent urinary tract infections: a randomized clinical trial. JAMA Internal Medicine, 178(11), 1509-1515.
https://doi.org/10.1001/jamainternmed.2018.4204
2. Unemo, M., & Shafer, W. M. (2014). Antimicrobial resistance in Neisseria gonorrhoeae in the 21st century: past, evolution, and future. The Lancet Infectious Diseases, 14(7), 563-573.
https://doi.org/10.1016/S1473-3099(13)70401-X
3. Curhan, G. C., Willett, W. C., Rimm, E. B., & Stampfer, M. J. (1997). A prospective study of dietary calcium and other nutrients and the risk of symptomatic kidney stones. Annals of Internal Medicine, 126(6), 497-504.
https://doi.org/10.7326/0003-4819-126-6-199703150-00008